Tip dan Trik SEO

Posted: Juli 24, 2011 in informasi IT, tip and trik

Selamat Datang di Panduan Pemula Optimasi Mesin Penelusuran Google Dokumen ini pertama kali dimulai sebagai upaya untuk membantu tim dalam Google, tetapi kami pikir panduan ini akan sama bergunanya untuk webmaster yang masi baru terhadap topik optimasi mesin penelusuran dan ingin meningkatkan interaksi pengguna dan mesin penelusuran dengan situs mereka. Walaupun panduan ini tidak memberitahu rahasia apapun yang akan secara otomatis meningkatkan peringkat situs Anda pada penelusuran di Google (maaf!), mengikuti praktik yang diuraikan dibawah akan memudahkan mesin penelusuran untuk menjelajah dan mengindeks konten Anda.
Optimasi mesin penelusuran seringkali mengenai modifikasi kecil pada bagian situs web Anda. Bila dilihat secara terpisah, perubahan ini mungkin tampak seperti perbaikan bertahap, tetapi saat digabungkan dengan optimasi lainnya, mereka dapat memiliki dampak nyata pada pengalaman pengguna dan kinerja pada hasil penelusuran oganik situs Anda. Anda sepertinya sudah akrab dengan kebanyakan topik pada panduan ini, karena mereka merupakan bahan penting untuk semua laman web, tetapi Anda tidak akan menggunakan semuanya.

anda bisa download :

1.SEO guide disini atau disini

2.SEO  tools disini

3.SEO for blogger disini

4.SEO basic disini

Jadwal Puasa 1432 H/2011 Dan Jadwal ImsakiyahJadwal Puasa 1432 Hijriyah dan Jadwal Imsakiyah ramadhan 2011 dilansir sudah. Beberpa lembaga keagamaan sudah memberikan dn menyebarkan jadwal imsakiyah 1432 H ini ke khalayak umum. Adanya jadwal puasa ramadhan memang merupakan hal yg penting, krena dgn adanya jadwal puasa terbaru 1432 H ini kita bisa mengetahui kapan waktunya imsak dan kapan waktunya sholat, terutama hal yg paling ditunggu yaitu adzan magrib alias waktu berbuka puasa. Jadwal imsakiyahini meliputi beberapa kota di indonesia seperti jakarta, surabaya, medan, bandung, bogor, lamongan, tulungagung, pacitan, pontianak, sorong, sumenep, dll yg disajikan secara lengkap. bisa download disini

atau bisa download disini

gambar tampilan screen shot jadwal imsakiyah

dan untuk kota lain bisa kunjungi http://www.pkpu.or.id/imsyak/

Langkah-langkah yang yang dilakukan   antara lain:
1. Nge-cek apakah semua file .Exe memang tidak bisa dibukua atau hanya sebagian
Hasilnya ternyata memang semuanya ga bisa dibuka.
2. Cek apakah registry Edit bisa dibuka apa ga (Soalnya klo ada kenapa-napa gw betulin windows gw dari Registry)
Hasilnyalebih parah, begitu gw tekan Ctrl +R asih bisa, nah masalahnya abis gw ketik CMD.., jrengg..jrengg,,, Si windows bilang ga bisa mengeksekusi file.

Nah loh…
Tapi  masih punya cara lain, ketik run (Ctrl + R), ketik Command.com. Kenapa pake ekstensi .com?, karena virus yang menyerang regitry tersebut hanya memblokir .exe saja. So, file berekstensi .bat .inf dan .pif masih bisa jalan. Pasti yang bikin virusnya masih amatiran,,,hehehe

Nah klo bisa masuk Command Prompt, ketik :

HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\FileExts\.exe

seharusnya key ini g ada, jadi harus dihapus.

Berikut ini adalah contoh penggunaan perintah REG dalam DOS yang gw gunakan untuk contoh kasus ini :

reg query HKCU\Software\Windows\CurrentVersion\Explorerl\FileExts\.exe

untuk melihat isi registry :

HKCU\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\FileExts\.exe

Nah, buat menghapusnya, gunakan perintah ini :

reg delete HKCU\Software\Windows\CurrentVersion\Explorerl\FileExts\.exe

Kalau mau memperbaiki registry yang rusak seperti diatas, tapi menggunakan file inf, kopi kode berikut :

[Version]
Signature=”$Chicago$”
Provider=Bikin Dewe

[DefaultInstall]
AddReg=UnhookRegKey
DelReg=del

[UnhookRegkey]
HKLM, Software\CLASSES\batfile\shell\open\command,,,”””%1″”%*”
HKLM, Software\CLASSES\comfile\shell\open\command,,,”””%1″”%*”
HKLM, Software\CLASSES\exefile\shell\open\command,,,”””%1″”%*”
HKLM, Software\CLASSES\piffile\shell\open\command,,,”””%1″”%*”
HKLM, Software\CLASSES\regfile\shell\open\command,,,”regedit.exe”%*”
HKLM, Software\CLASSES\scrfile\shell\open\command,,,”””%1″”%*”

————————- stop, baris ini tidak usah dikopi

copy kode tersebut ke notepad, simpan menggunakan ekstensi inf, buat menjalankannya tinggal klik kanan install.

Gimana guys, uda bisa kebuka ???

Klo belom, gw masih punya ide lain yang sebenernya jalan pintas banget…
“Lah kalo ada jalan pintas kenapa pake diajak muter-muter segala sampe bingung?”. Hahahaha.. Itu gw sengaja biar kalian sedikit belajar tentang perintah REG dalam DOS..

Okeh, Cara gampangnya yaitu kita langsung install registry fixnya. Sebenernya klo mau repot sih bisa ketik manual kyak yang di atas, tapi karena yang dateng buat baca pengennya cepet-cepet pasti mau yang instan,,hehe
Caranya gampang tinggal Sedot (Download maksudnya :D) trus double klik deh..
But wait, jangan lupa setelah berhasil terinstall untuk me-Restrart Windowsnya.

Pasti udah ga sabar kan,, nih gw kasih linknya :

http://www.4shared.com/file/5QnP1qmd/exefixwindows7.html

Gimana??
Gampang kan… Tinggal pilih aja, mau cara manual atau instan? ( tapi hasil karya orang lain sih.. :p), it’s Up to u guys..

PPI 8255 adalah suatu komponen parralel input/output port dalam satu chip yang dapat di program inpu/oututnya. PPI 8255 memiliki 24 pin I/O yang dibagi menjadi tiga port masing-masing 8 bit. Port – port tersebut adalah port A (PA0-PA7), port B (PB0-PB7) dan port C (PC0-PC7). Sebagai jalur untuk transfer data dari dan ke PPI 8255 disediakan saluran 8 bit bus data (D0-D7). Bus data dari PPI ini dapat dihubungkan langsung dengan bus data dari mikrokomputer.
 Gambar PPI 8255
Keterangan:
1.Bus Alamat
PA-PA0 & PB7 – PB0 & PC7 – PC0 adalah Terminal I/O port.
2.Bus Data
D7 – D0 adalah Data Bus
3.Bus Kontrol: /CS, /WR, /RD dan RESET
CS (Chip Select) adalah  Jika CS di set “0” maka PPI akan bekerja.
RD(Read) adalah Jika RD di set “0” maka CPU Komputer sedang membaca data dari PPI 8255.
WR(Write) adalah jika diset “0” maka CPU Komputer sedang menulis data ke PPI 8255.
4.A0 – A1 adalah Kombinasi mereka digunakan untuk memilih Port yang mana yang akan di gunakan.
5. Vcc dan GND adalah Terminal Tegangan Suplai.
Operasi Dasar PPI 8255 dapat di jelaskan dari gambar dibawah ini:
Penjelasan:
A1=0; A0=0; ==> memilih port A
A1=0; A0=1; ==> memilih port B
A1=1; A0=0; ==> memilih port C
A1=1; A0=1; ==> memilih Control Word ( CW )

ARSITEKTUR PPI 8255

Deskripsi Operasional PPI 8255

Kontrol Group A dan Group B

  Kontrol group A mengontrol mode transfer data (dari atau ke) 8 bit port A dan 4 bit dari port C upper. Sedangkan kontrol group B mengontrol mode transfer data (dari atau ke) 8 bit port B dan 4 bit dari port C lower. Kontrol data yang dituliskan dari kontrol register akan menentukan karakteristik pengoperasian PPI. Pada gambar tersebut terlihat D5-D7 digunakan untuk mengontrol grup B. D7 menentukan port C lower (PC0-PC3), logic1 diprogram untuk masukan sedangkan logic 0 diprogram sebagai keluaran. D6 menentukan port B (PB0-PB7), logic1 diprogram untuk masukan sedangkan logic 0 diprogram sebagai keluaran. D5 digunakan untuk memilih mode port B yang diinginkan, yakni mode 0 atau mode 1. D1 sampai D4 digunakan untuk mengontrol grup A. D4 menentukan port C upper (PC4-PC7), logic 1 diprogram sebagai masukan dan logic 0 dipogram sebagai keluaran. D3 menentukan port A (PA0-PA7), logic1 diprogram untuk masukan sedangkan logic 0 diprogram sebagai keluaran. Sedangkan D1 dan D2 akan menentukan mode untuk group A; bila 00 berarti modus 0, bila 01 berarti modus 1, dan bila 1X berarti modus 2. Modus 0 dinamakan simple input/output. Bila diprogram sebagai keluaran, data yang ada di port keluaran akan ditahan, sedangkan bila diprogram sebagai port masukan, masukan ini tidak ditahan. Sedangkan D0 adalah modus set flag. D0 ini harus selalu berlogic 1 agar PPI dapat beroperasi.

 Ada tiga mode operasi yang dapat dipilih oleh sistem perangkat lunak untuk mengoperasikan PPI 8255 yaitu:
Mode 0 – Basic Input/Output
Pada mode ini port A,Port B, dan Port C dapat di set sebagai input atau output. Mode ini paling sering digunakan dalam aplikasi kontrol.

Mode 1 – Strobe Input/Output.
Mode ini digunakan untuk membuat port input atau output parallel menggunakan sinyal handshaking dan sinyal interupsi. Port yang bisa digunakan adalah Port A dan PortB. sedangkan PortC sebagai sinyal handshaking.
Mode 2 – Bidirectional Bus
Mode ini digunakan untuk komunikasi dua arah dan port yang bisa dugunaka adalah PortA.
Mode – mode ini dapat dipilih dengan memberikan control word pada saat inisialisasi. Control word yang diberikan cukup sekali pada awal PPI ini diaktifkan. Selain itu selama Program sedang berjalan, PPI 8255 sewaktu – waktu dapat diubah mode operasinya dengan memberikan sebuah control word lagi. tersedianya fasilitas ini memungkinkan PPI 8255 dapat dimanfaatkan untuk melayani berbagai keperluan interfacing dengan program subroutin yag berada dalam sebuah sistem rangkaian.

Cara menguji dan mengukur Transistor Jenis NPN dan PNP, Jenis FEt dan Jenis UJT (Uni Junktion Transistor)

1. Transistor Jenis NPN
a. Arahkan Saklar ke posisi Ω x 100
b. Hubungkan Kabel Multimeter pencolok hitam pada basis dan merah pada kolektor, jarum harus menyimpang ke kanan. Bila pencolok merah dipindah ke emitor, jarum harus ke kanan lagi. Hubungkan pencolok merah pada basis dan pencolok hitam pada kolektor. jarum seharusnya tidak menyimpang dan jika pencolok hitam dipindah ke emitor, jarum juga harus tidak menyimpang.
c. Arahkan saklar pada 1k.
d. Hubungkan pencolok hitam pada kaki kolektor dan merah pada kaki emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan . Jika dibalik jarum tidak harus menyimpang. Jika salah satu peristiwa tersebut tidak terjadi, kemungkinan transistor rusak.

2. Transistor Jenis PNP
a. Arahkan Saklar ke posisi  Ω x 100.
b. Hubungkan kabel ke multimeter pencolok merah pada basis dan hitam pada kolektor, jarum harus mernyimpang ke kanan. Bila pencolok merah dipindah ke emitor, jarum harus ke kanan lagi. hubungkan pencolok merah pada basis dan pencolok hitam pada koleketor. Jarum seharusnya tidak menyimpang dan jika pencolok hitam dipindah ke emitor, jarum juga harus tidak menyimpang.
c. cara diatas juga dapat digunakan untuk mengetahui mana kaki basis, kolektor, dan emitor suatu trasnsistor.
d. arahkan ke VDC untuk memperkirakan bahan trasnsistor pengujian dapat dilakukan pada kaki basis dan emitor, jika voltase yang idhasilkan 0,2 volt, kemungkinan dari bahan germanium, jika nilai voltase 0,6 Volt, kemungkinan dari bahan silicon

3. Menguji Transisitor Jenis FET
cara menguji trasnsistor jenis FED sebagai berikut:
1. Arahkan saklar ke posisi Ω x 100.
2. Hubungkan kabel multimeter pencolok hitam pada source dan merah pada gate. Jika jarum menyimpang, jenis FET adalah kanal P dan jika tidak FET adalah kanal N.
3. Arahkan saklar pada x1k atau x10k, potensio harus minimum dan resistansi harus kecil,. Jika potensio diputar ke kanan, resistance harus tak terhingga. Jika peristiwa ini tidak terjadi, kemungkinan FET rusak.

4. Menguji Transistor Jenis UJT (Uni junktion Transistor)
cara kerja UJT sama seperti switch, jika masih bisa on – off , berarti trasnsistor tersebut masih baik. berikut langkah langkah pengujian trasnsistor jenis UJT.
1. Arahkan saklar pada 10VDC dan potensio pada minimum, tegangan harus kecil.
2. Setalah potensio di putar, pelan pelan maka akan naik sampai posisi tertentu. Jika jarum diputar pelan – pelan ke arah minimum lagi dan pada posisi tertentu, jarum akan bergerak ke kiri. jika putaran potensio diteruskan sampai minimum, jarum akan tetap diam. Jika peristiwa tersebut terjadi , berarti komponen UJT tersebut masih baik.

 

Transistor berasal dari kata transfer resistor. Piranti elektronik jenis ini dikembangkan oleh Berdeen, Schokley dan Brittam pada tahun 1948 di perusahaan elektronik Bell Telephone Laboratories. Penamaan ini berdasarkan pada prinsip kerjanya yakni mentransfer atau memindahkan arus.
Sebuah transistor digambar dalam bentuk symbol :
 Transistor memiliki 3 kaki, yakni: Basis ( B ), Collector ( C ) dan Emitor ( E ).
 Kaki kolektor pada transistor NPN selalu berada pada kutub positip, sedang kaki kolektor pada transistor PNP selalu pada kutub negatif. Sebuah transistor selalu diberikan kode – kode tertentu sesuai dengan pabrik pembuatnya maupun fungsi transistor.
Huruf pertama menyatakan bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuat transistor.
A = Germanium B = Silicon C = Arsenida Galium D = Antimonida Indium R = Sulfida Cadmium
Huruf kedua menyatakan fungsi penerapannya pada rangkaian elektronika.
A = dioda detector, dioda pencampur , dioda kecepatan tinggi.
B = dioda kapasitas variable
C = transistor frekuensi renadah
D = transistor daya frekuensi rendah
E = dioda terobosan
F = transistor frekuensi radio, bukan daya
G = macam ragam keperluan ( multiperpose )
L = transistor daya frekuensi rendah
N = kopling foto
P = dioda radiasi seperti dioda foto, transistor foto
Q = generator radiasi seperti LED
R = piranti kemudi dan saklar seperti TRIAC
S = transistor sakalr daya rendah
T = piranti kemudi dan switching seperti TRIAC
U = transistor saklar daya tinggi
X = dioda pengganda
Y = penyearah,dioda efisiensi atau penyondol (booster)
Z = dioda Zener, pengatur ( regulator )
Huruf atau angka yang lain menyatakan nomor seri.
Untuk transistor buatan Amerika kode yang biasa digunakan adalah :
1N , 2N , dlsb. Sedang buatan Jepang menggunakan kode : 2SA , 2SB , 2SC.
Secara phisik bentuk sebuah transistor seperti gambar di bawah ini :
Dalam rangkaian elektronika transistor banyak digunakan sebagai penguat , penyearah, pencampur, oscillator, saklar elektronik dll.
  • Sebagai penguat transistor digunakan untuk menguatkan tegangan, arus serta daya, baik bagi arus bolak – balik maupun searah.
  • Sebagai penyearah, transistor digunakan untuk mengubah tegangan bolak – balik menjadi tegangan searah.
  • Sebagai pencampur, transistor digunakan untuk mencampur dua macam tegangan bolak – balik atau lebih yang mempunyai frekuensi berbeda.
  • Sebagai oscillator,transistor digunakan untuk membangkitkan getaran – getran listrik.
  • Sebagai saklar elektronik, transistor digunakan untuk menyambung putuskan rangkaian elektronika.
Pengujian Transistor
Pada dasarnya transistor merupakan dua dioda yang dipertemukan, sehingga cara pengujian transistor hampir sama dengan pengujian dioda. Pengujian transistor dibedakan menjadi dua, yakni jenis NPN dan jenis PNP.
Berikut ini diberikan table tentang hasil pengujian transistor yang dinyatakan baik.
Adapun langkah – langkah pengujian transistror NPN adalah :
  • Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan .
  • Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1.
  • Menempelkan colok hitam pada kaki Basis ( B ) dan colok merah pada kaki Emiter ( E ).
  • Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik.
  • Selanjutnya memindahkan colok merah pada kaki Kolektor ( C ).
  • Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor juga dinyatakan baik.
  • Sedang apabila dalam pengujian transistor jarum penunjuk tidak bergerak maka transistor dinyatakan rusak
  • Selanjutnya apabila pengujian dibalik, yakni colok merah pada kaki Basis ( B ), sedang kaki Emiter ( E ) dan kaki Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok hitam secara bergantian, maka jika jarum penunjuk bergerak, transistor dinyatakan rusak, kemungkinan bocor.
Kembalikan perlengkapan pengujian pada tempat semula.
Langkah – langkah pengujian transistor PNP
  • Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan .
  • Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi X1.
  • Menempelkan colok merah pada kaki Basis ( B ) dan colok hitam pada kaki Emiter ( E ).
  • Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik.
  • Setelah itu memindahkan colok hitam pada kaki Kolektor ( C ).
  • Jika jarum bergerak maka transistor dinyatakan baik.Jika dalam pengujian meter tidak bergerak sama sekali, maka transistor dinyatakan rusak / putus.
  • Kemudian jika pengujian dibalik yakni colok hitam pada kaki Basis ( B) sedang kaki Emiter ( E ) dan Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok merah secara bergantian, maka jika jarum bergerak, transistor dinyatakan rusak.
  • Apabila jarum bergerak menunjukkan nilai ohm yang rendah, maka dapat dipastikan bahwa transistor dalam kondisi bocor.
  • Rapikan kembali perlengkapan pengujian
Pengujian diatas berlaku bagi transistor yang terbuat dari bahan Germanium maupun bahan Silicon.
Jika transistor terbuat dari bahan Germanium maka saklar jangkah ukur diarahkan pada posisi x 10. Namun jika terbuat dari bahan Silicon, saklar jangkah diarahkan keposisi x 1K.
Menentukan jenis transistor silicon atau germanium
  • Tempatkan ohm meter pada posisi X1K
  • Ukur antara kaki kolektor dan emitor, jika jarum penunjuk bergerak arah bolak – balik artinya transistor germanium ( Ge ) namun jika tidak bergerak artinya transistor silikon ( Si ).
Menentukan transistor germanium ( Ge )
Menentukan transistor silicon ( Si )
Kerusakan – kerusakan yang sering terjadi pada transistor:
  • Adanya pemutusan hubungan dari rangkaian elektronik.
  • Terjadinya konseleting/ hubung singkat antar elektroda transistor.
  • Terjadi kebocoran diantara electrode – electrode transistor.
Adapun penyebab terjadinya kerusakan pada sebuah transistor adalah:
  • Penanganan yang tidak tepat saat pemasangan pad rangkaian.
  • Transistor terlalu panas karena suhunya melebihi batas maksimal kemampuannya. Bagi transistor dari bahan Germanium suhu maksimal ± 750C sedang transistor Silicon suhu maksimal mencapai ± 1500C.
  • Kesalahan pengukuran.
  • Pemasangan yang salah pada rangkaian.

Mengukur Transistor untuk Pemula (Cara 2)

Mengukur transistor adalah teknik dasar yang wajib dikuasai. Transistor umumnya mempunyai 3 kaki yaitu BASE(B), COLLECTOR(C), dan EMITTER(E).
Cara mengukur/menentukan kaki-kaki transistor dan juga memastikan transistor masih berfungsi(tidak rusak), lakukan cara-cara berikut:
Temukan kaki BASE. Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah, cara ini sekaligus untuk mengetahui apakah transistor masih baik atau “bocor”(short pada kaki-kakinya)
Gunakan skala x1 atau x10, jangan gunakan skala x1k atau x10k. Mengapa? Anda akan segera mengetahui setelah ini
Hasil pengukuran:
  1. A dan B “jalan”, Base di kaki 1 jenis transistor NPN
  2. C dan D “jalan”, Base di kaki 2 jenis transistor NPN
  3. E dan F “jalan”, Base di kaki 3 jenis transistor NPN
  4. D dan E “jalan”, Base di kaki 1 jenis transistor PNP
  5. A dan F “jalan”, Base di kaki 2 jenis transistor PNP
  6. B dan C “jalan”, Base di kaki 3 jenis transistor PNP
  7. Selain kombinasi di atas, berarti transistor rusak(short antar kaki-kakinya)
Menentukan kaki Collector dan Emitter, gunakan skala terbesar x10k(bila ada). Berdasarkan hasil penentuan kaki Base, lakukan pengukuran yang sama tapi dengan probe sebaliknya(merah >< hitam, hitam >< merah). Hasilnya, yang “jalan” adalah kaki Collector. Mengapa demikian?

Transistor lagi

Posted: Juli 11, 2011 in electronika

Salah satu komponen yang sangat penting dalam rangkaian elektronika adalah transistor. Komponen ini merupakan komponen aktif atau komponen semikonduktor.
Transistor biasanya digunakan sebagai penguat, sirkuit, stabilisasi tegangan, modulasi sinyal, penguat fekuensi radio, dan sebagainya. Selain itu transistor digunakan sebagai saklar (switching) berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memory, serta fungsi lainnya. Berbagai macam dan bentuk transistor dibuat yang disesuaikan dengan spesifikasi dan penggunaannya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal yang terdiri dari Colector, Basis dan Emitor. Sambungan 3 terminal tersebut pada dasarnya adalah sambungan bahan P (positif) dan bahan N (Negatif) seperti halnya dioda. Pembedanya adalah bahan di tengah (Basis) berbeda dari dari bahan Emitor maupun Colector.


Dilihat dari model sambungan semikonduktornya, maka transistor dibagi menjadi 2 yaitu sambungan NPN dan PNP. NPN artinya pada Colector terpasang bahan yang bermuatan Negatif, Basis bermuatan positif dan Emitor bermuatan negatif. Tentang pengotoran bahan P dan N silakan membaca sendiri pada artikel lain ya. Kalau saya yang menjelaskan pasti pusing semua.

Pada dasarnya, transistor memiliki fungsi yang sederhana yaitu mengatur dan menguatkan aliran arus listrik. Perhatikan gambar berikut.

Aliran arus dimulai dari pintu Basis. Arus Basis dinamakan ib, arus ib inilah yang memegang peranan penting dalam kinerja transistor. Ketika ib mengalirkan 1 butir elektron maka arus pada colector akan mengalir sebanyak penguatan transistor tersebut. Sebagai contoh, jika pada sebuah transistor tertulis penguatan (β) = 100, ketika pada basis diberikan arus sebesar 1 mA maka colector akan mengalirkan arus sebesar 100x dari arus basis yaitu 100mA, dengan demikian arus yang keluar dari emitor sebesar 101 mA.


Dengan mengatur arus basis maka kita bisa memanfaatkan transistor ini sebagai penguat dalam berbagai hal. Pada gambar berikut saya menyertakan tegangan dan resistor. Sebenarnya konsepnya sama saja yaitu mengalirkan arus. Tegangan input pada basis bisa masuk ke dalam transistor karena terdapat resistor sebagai perantaranya (ingat, ada tegangan dan ada hambatan yang terhubung, otomatis akan ada arus yang mengalir). Tegangan Vi terhubung dengan basis melalui resistor Rb, sehingga arus ib dapat diketahui dengan menghitung Vi/Rb.
Arus ic dapat dihitung dengan rumus penguatan transistor yaitu ic = β . ib
Karena terdapat 2 resistor dalam perjalanan iic maka tegangan Vio merupakan hasil pembagi tegangan antara Ric dan Rie. Tegangan Vio biasanya disebut juga dengan Vice. Tegangan inilah yang akan diambil oleh perancang bidang elektronika sebagai hasil penguatan transistor.
Yang pasti tegangan Vio akan berlipat sehingga bisa dimanfaatkan berbagai keperluan penguatan dalam rangkaian elektronika.
Tapi, ada tapinya, arus ic tidak selalu menuruti penguatan dari arus yang diberikan basis ib. Ada yang dinamakan ic saturasi dimana pada kondisi tersebut arus ic sudah mencapai titik tertinggi dari kinerja transistor sehingga pertambahan arus ib tidak akan menaikkan arus ic lebih tinggi lagi. seperti pada gambar berikut.

Sebagai perancang elektronika pasti tahu lah agar merancang rangkaian sesuai pada area kerja transistor tersebut sehingga transistor dapat berfungsi secara optimal.
Monggo silakan bereksperimen dengan transistor.

Rangkaian yang ditunjukkan dibawah ini merupakanrangkaian transistor testersederhana. Pada beberapa avometer digital maupun analog sekarang ini kebanyakan sudah terdapat fitur ini, namun tidak ada salahnya kita bisa sedikit berkreasi.

Pada dasarnya rangkaian transistor tester ini merupakan sebuah penguat sederhana yang dilengkapi dengan feedback / umpan balik yang bisa menyebabkan lampu LED yang ditunjukkan pada gambar berkedip. Seberapa sering LED ini berkedip tergantung pada nilai osilatornya, dalam hal ini merupakan gabungan antara resistor 330Kohm dan kondensator / elco 10uF.
rangkaian transistor tester Rangkaian Transistor Tester Sederhana
Rangkaian ini menggunakan supply 3volt yang terdiri dari 2 battery dan tentu saja bisa kita ganti dengan power supply kecil.
Cara kerjanya sendiri sangat sederhana, logikanya rangkaian ini hanya bekerja bila kedua transistor yang digunakan berjalan dengan baik. Oleh karenanya kita bisa memanfaatkan itu dengan cara menggunakan soket kecil buatan sendiri sebagai pengganti transistor sehingga bisa dibongkar pasang dengan mudah.
transistor tester sederhana Rangkaian Transistor Tester Sederhana
Tidak hanya berfungsi untuk mengetahui baik buruknya transistor, rangkaian ini juga bisa mendeteksi sebuah transistor apakh itu jenis NPN / PNP. Tinggal dilepas saja salah satu transistor dan pasang transistor yang hendak kita uji, bila lampu LED menyala maka kedua transistor berjalan dengan baik. Bagi rekan rekan teknisi yang tertarik untuk membuatnya saya juga menyertakan gambar sudah jadinya. Semoga artikel Transistor tester sederhana ini bermanfaat.

Jika menggunakan mikrokontoler I/O dapat dioprasikan secara default maksimum pada arus 20mA…nach jika beban yang kita kontrol lebih dari arus nominal terserbut..maka kita membutuhkan suatu interface (penghubung) antara mikro dengan beban yang kita kontrol…interface tersebut yang biasa digunakan ialah menggunakan rellay, seloenoid, transistor…dll

Nach q pengen share bagaimana bila membuat interface tersebut menggunakan transistor…

 

Yups rangkaian diatas ialah untai transistor darlington…untuk cara perhitungan nilai resistornya q dah gak tahu…dah lupa…dulu juga gak bisa,hehe…nach kalo diode digunakan untuk pengaman transistor dari arus balik beban…

Nach kalo pusing n ribet ngerancang pake transistor…hmm da cara hema n practice…pake aja IC…

IC ULN2803 merupakan IC yang didalamnya terdapat 8 buah susunan transistor darlington…

Berikut ini dalemannya dari ULN2803 Octal Darlington Driver

nach ni dia pin description-nya dari datasheet IC ULN2803 ato donload ja di http://www.alldatahseet.com

\\====================================================

A lot of friends ask me a circuit AUDIO MIXER, for various uses. I will begin with a circuit which you can it manufacture, as you want. This you can place in the MODULES of inputs any circuit you want, depending on the use that you intend the MIXER, the same is also for the number of input channels, that you will manufacture. Below I will give enough circuits with various levels of quality and complexity. All the circuits that propose and are simple also they maintain, a very good level of quality. For those who they are interested they can make few patience. Shortly I will give project, professional level console of mix signals of sound.

MIXER_1.gif (29758 bytes)

In the Fig. 1 exist the main circuit of MIXER-6Ch. It is constituted by 6 input channels. The channels from CH 1-4 are monophonic channels. The circuit that you will select for this place, can be in input connection, BALANCE or UNBALANCE [ Symmetrical or asymmetrical ], have POWER PHANTOM, for Electret microphones, use various types plugs of input. The channels CH 5-6, are intended for stereo use. The number of input channels they can increase itself as long you want, making choice between mono and stereo of circuits. More details for the input circuits I will give separately for each circuit. The output of each channel drive the RV1-6, that potesometer regulation level of sound. With RV7-12 we create conditions of balance between two channels [ panoramic potesometer [ BALANCE ]]. All the signals from the input channels in this point are added by two adders [ IC1a-b ], for each channel Here exist two trimmer TR1-2 that adjust the gain of each IC, adapting the level of signal of output, in the level that we want. They can be suppressed if you do not need such something. The next stage is a EQUALIZER [ Fig. 9 ], three band of regulation. The IC3α-b, constitute the output of MIXER, they are have gain one and they make the essential isolation of previous stages, with the unit that we will drive. For whoever they want they use headphones, it exist a classic circuit drive of headphones, round the IC2a-b, that give output in the JF13. It can also exist also optical clue of audio level, with a STEREO VUMETER. Circuit that you can select between what I give in the category of VU Meters or that other you want. The supply of various circuits becomes from the power supply that connect to JF12b and gives a variety from voltages, that probably will need. .

  • VU Meter collection [1][2][3]

Part List [Fig.1]

R1…..12=4.7Kohms RV1….4=47Kohms Log. [Fader] C19-20=220uF 25V
R13…..24=10Kohms RV5-6-13=2X47Kohms Log. [Fader] Q1-3=BD139
R25-26=22Kohms RV7….12=10Kohms Lin. pot. Log. Q2-4=BD140
R27-30-34-39=100ohms TR1-2=4.7Kohms  trimmer IC1-3=NE5532
R28-29-36-37=100Kohms C1….8=10uF 25V IC2=NE5532TL072
R31-42=10Kohms C9-11=47pF ceramic or mylar JF1….6=XLRFemale Plug
R32-41=4.7Kohms C10-12=47uF 25V JF7….11= RCAFemale Plug
R33-40=10Kohms C13-14=100uF 25V JF13=JACKFemale Plug
R35-38=47ohms C15-16=2.2uF 16V  [C17-22=No use]
All the Resistors is 1/4W 1% metal film C18-21=100pF ceramic or mylar

Modules for mono Input Channels

MIXER_2.gif (6496 bytes)

A simple choice appear in the Fig. 2, in asymmetrical [ unbalance ] connection of input. It uses integrated circuit [ IC1 ], in inverting and possibility of regulation gain of unit, for low levels [ microphone ] up to high [ line ]. With switch S1 we can, if it is necessary we give supply for the operation of Electret, condenset microphones. In the place of IC1 we can use a variety from integrated circuit that give below. The type of integrated circuit that we will use, depend from the number of input channels, that we will manufacture, for this reason I do not give also concrete type. My own choice is: IC1=NE5534NE5532LM833TL072TL074.

Electronic Balance Mic-Line input Module

MIXER_3.gif (10099 bytes)

In the Fig. 3, appears one stage with much better characteristics, in symmetric connection [ balance ], with continuous regulation of stage from the potesometer 22KΩ. This give the possibility for regulation of sensitivity, from low input levels until high. And in this circuit I do not give concrete type for the IC1-3. The choice can become from the below list, according to the characteristics the each IC and proportionally use for which him we intend. My own choices are: IC1-2=NE5532 – LM833, IC3=NE5534 – TL071.

Microphone transistors preamplifiers

MIXER_4_5.gif (9022 bytes)

In the Fig. 4-5, exist two choices for preamplifiers of microphone that use transistor, in asymmetrical [ unbalance ] of input connection. For the supply of this stages, exist two choices. The first choice, are with diode zener, the other choice, use voltages that give the regulators, from main power supply..

  • Mic/Line Balance input Professional

Modules for Stereo Input Channels

MIXER_6_7.gif (14033 bytes)

For the modules of inputs stereo, exist two choices, that appear in the Fig. 6-7. The first choice in Fig. 6, it is in symmetric input connection [ balance ], while in the Fig. 7, exist one of simple asymmetrical input connection [ unbalance ]. The gain of also two units is one. This gain can increase itself, if this need, if we increase the price of resistors that is parallel with the capacitors 33pF. Should these resistors be equal between them.

Stereo Phono Preamplifier [RIAA Filter]

MIXER_8.gif (11090 bytes)

In the Fig. 8, exist a classic preamplifier PHONO of correction RIAA, for those who they insist they use disks of vinyl. For good precision in the reproduction of sound, should the materials that find in the negative feedback and correct RIAA, to be good quality, as resistors of 1% metal film, the capacitors polypropylene and Mylar. The capacitor C8, adaptation in the input, can change with such price, so that it suits with the characteristics of cartridge that we will use. In the place of IC1 we can use also the LM833 or other completed low noise integrated circuit.

3 Band EQ

MIXER_9.gif (12126 bytes)

In the Fig. 9, exist a simple and classic circuit EQUALIZER, three band, low, mid and high frequencies, with gain of regulation [ ±18 dB/oct ]. All potesometer they are doubly linear and good quality.

Power Supply for 6 Ch MIXER

MIXER_10.gif (11974 bytes)

The Power supply in fig. 10, he is very simple in his designing. There are four regulators that for us provide a variety from voltages, that probably we will need. The basic voltage are ± 15V. The voltage of + 12V is intended basically for the circuit of VUMETER. If we do not use electronic VUMETER, we can him suppress. The himself is also in effect for the voltage of + 5V, (is intended for the input circuits, with transistor [ Fig. 4-5 ], if we do not use the zener diodes). For until 6 input channels the regulators, it does not need they are placed in heatsinks . For more channels good it will be they are placed on heatsinks. Is good transformer T1, it is placed far by the remainder circuits.

MIXER_11.gif (4807 bytes)

In the Fig. 11, appear various choices of connection for various types of plugs, that you can use in all the input circuits. Attention should be given in the connections, so that are not created bronchuses, so that we have hum. The clue [ + HOT ] correspond in signals inside phase, while clue [ – GOLD ] in out phase signals. All the components should be good quality. .

Typical characteristics for IC’s, that I propose

MIXER_12.gif (7710 bytes)

The MIXER-6Ch, can be manufactured in a box, which the above surface will have a certain bent. In the place RV1-6, can be used potesometer Fader. So if you cannot accomplish with this manufacture, you can use simply rotatively potesometer in all the places.

* If you use NE5534, it should you place capacitor 22pF between pin 5 and 8 .

Pre Fader Listen [PFL] stage for Audio Mixer

MIXER_13.gif (16075 bytes)

Monitor Sel. From Mixer Input Channel To Headphone

MIXER_14.gif (8621 bytes)

Many friends asked if it’s possible in the MIXER exist also a circuit monitor, so that is possible the pre-listen channels without they are open pot. Fader or they can hear that it exist in the each input channel, parallel with the sound that goes to the main output, without exist his effect of one in the other. This work him they make the circuits that I give. In the Fig.13, exist a circuit that this listen becomes from independent switches, with possibility of listen all channels, we want. Parallel, exist also diodes LED D1-6, that shows more channel is open. Then exist a classic summing amplifier and a potesometer that regulates level to headphone amplifier. This signal is charged with the mainly signal, but only in a headphone amplifier. If the circuit became complexer, we could cut the signal from exit L-R, when we pressed some switch. In the Fig.14, exist a circuit that make the same work, but is simpler. Instead of switches, exists a double rotary switch, that select only a input channel each time. In the place of IC1, it can enter somebody from opamp. that propose, choice of that will be proportional units that will be used.